NegoNegoNews,Jakarta – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno, berhasil meraih kemenangan di lima wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu berdasarkan hasil rekapitulasi Pilgub Jakarta 2024 yang dilakukan oleh KPU. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, mengungkapkan empat faktor utama yang mempengaruhi kemenangan Pramono-Rano.
Awal Persaingan yang Diuntungkan Ridwan Kamil-Suswono
Adi menjelaskan bahwa pasangan calon nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono, memulai persaingan Pilgub Jakarta 2024 dengan cukup baik. Pada akhir Oktober 2024, pasangan yang didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus ini memiliki elektabilitas lebih tinggi daripada Pramono-Rano. Berdasarkan survei tanggal 21-25 Oktober 2024, Ridwan Kamil-Suswono unggul 9,8% atas Pramono-Rano.
Namun, pada survei 13-17 November 2024, terjadi perubahan yang signifikan di mana Pramono-Rano berbalik unggul dengan selisih 5,6% atas Ridwan Kamil-Suswono. Bahkan, hasil Quick Count PPI pada 27 November 2024 menunjukkan bahwa Pramono-Rano memiliki peluang untuk memenangkan Pilgub Jakarta dalam satu putaran.
Empat Faktor Kunci Kemenangan Pramono-Rano
Adi Prayitno menjabarkan empat faktor utama yang berkontribusi pada kemenangan Pramono-Rano. Berikut penjelasan detailnya:
1. Agresivitas Mesin Kampanye
Salah satu faktor utama kemenangan Pramono-Rano adalah keberhasilan mesin kampanye mereka. Menurut Adi, mesin kampanye Pramono-Rano lebih agresif dibandingkan dengan Ridwan Kamil-Suswono, baik dari sisi pemasangan alat peraga kampanye (APK) dan media sosial (serangan udara), yang lebih unggul sekitar 6%, maupun dari sisi kegiatan lapangan seperti kunjungan, acara, dan pembagian souvenir/bingkisan (serangan darat), yang unggul 10,6% hingga 12%.
2. Pergeseran Dukungan Anies Baswedan
Adi juga menyoroti pertemuan antara Anies Baswedan dan Pramono-Rano pada 15 November 2024 yang menjadi titik balik bagi pergeseran dukungan. Sebelumnya, banyak pendukung Anies yang memilih Ridwan Kamil-Suswono, namun setelah pertemuan tersebut, banyak di antara mereka yang beralih mendukung Pramono-Rano. Hal ini terlihat jelas dalam survei 13-17 November, di mana suara pendukung Anies mulai lebih banyak mengarah kepada Pramono-Rano, meningkatkan elektabilitas pasangan tersebut.
3. Blunder Pernyataan Ridwan Kamil dan Suswono
Adi juga mengungkapkan bahwa beberapa pernyataan kontroversial dari Ridwan Kamil dan Suswono turut berpengaruh pada penurunan elektabilitas mereka. Salah satunya adalah pernyataan Suswono mengenai “kartu janda” pada 26 Oktober 2024, yang dianggap kontroversial dan menyinggung banyak pihak. Hal ini memicu ketidaksukaan terhadap pasangan RK-Suswono, serta memperburuk citra mereka di mata pemilih.
4. Keterbatasan Popularitas Suswono dan Latar Belakang Ridwan Kamil
Faktor lain yang turut mempengaruhi adalah rendahnya popularitas Suswono, yang membuatnya tidak mampu mendulang suara untuk Ridwan Kamil. Selain itu, latar belakang Ridwan Kamil yang bukan warga asli Jakarta dan hubungannya dengan Persib Bandung juga menjadi hambatan dalam memperoleh dukungan di kalangan warga Jakarta.
Kesimpulan
Keseluruhan faktor ini membuat Pramono-Rano berhasil membalikkan keadaan dan meraih kemenangan dengan selisih yang signifikan. Pada saat hasil quick count diumumkan, perbedaan suara antara Pramono-Rano dan Ridwan Kamil-Suswono mencapai 11%, yang menunjukkan dominasi Pramono-Rano dalam kontestasi Pilgub Jakarta 2024.
Dengan kemenangan ini, Pramono-Rano berhasil menunjukkan kekuatan kampanye dan strategi politik yang berhasil menarik banyak dukungan, termasuk dari pemilih yang sebelumnya mendukung Anies Baswedan.