Kasus Penipuan dengan AI: PM Thailand Hampir Terjebak, “Brad Pitt” Palsu Tipu Rp 13 Miliar

Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, baru-baru ini mengungkapkan bahwa dirinya hampir menjadi korban penipuan yang melibatkan kecerdasan buatan (AI).

Penipuan dengan AI Menjadi Ancaman Serius

BANGKOK, NegoNegoNews – Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, baru-baru ini mengungkapkan bahwa dirinya hampir menjadi korban penipuan yang melibatkan kecerdasan buatan (AI). Kelompok penipu tersebut menggunakan teknologi AI untuk meniru suara seorang pemimpin negara ASEAN dan mencoba meminta sumbangan atas nama negara tersebut. Paetongtarn menceritakan pengalaman ini dan bagaimana ia berhasil mengidentifikasi penipuan tersebut.

Penipuan Menggunakan Suara Palsu Pemimpin ASEAN

Menurut Paetongtarn, penipu tersebut pertama kali mengirimkan klip suara melalui aplikasi pesan, yang terdengar sangat jelas dan familiar. “Suaranya sangat jelas, saya langsung mengenalinya. Mereka mengirimkan klip suara yang berisi pesan seperti ‘Apa kabar? Saya ingin bekerja sama,’ dan seterusnya,” ujar Paetongtarn, meskipun ia tidak mengungkapkan nama pemimpin negara ASEAN yang suaranya dipalsukan.

Merasa curiga, Paetongtarn membalas pesan tersebut melalui teks, dan penipu itu berjanji akan menghubunginya kembali. Beberapa saat kemudian, pada pukul 11 malam, ia menerima panggilan telepon dari penipu tersebut, tetapi ia tidak menjawab karena sedang tidur. Keesokan harinya, Paetongtarn baru menyadari bahwa ia telah diincar oleh penipu ketika menerima klip suara lain yang meminta sumbangan dengan alasan bahwa Thailand adalah satu-satunya negara ASEAN yang belum menyumbang.

Peringatan untuk Waspada terhadap Penipuan dengan AI

Setelah menyadari bahwa ia menjadi target penipuan, Paetongtarn segera memerintahkan Menteri Ekonomi dan Masyarakat Digital, Prasert Chantararuangthong, untuk melakukan penyelidikan. Ia juga menduga bahwa penipu tersebut mendapatkan kontaknya melalui orang yang dekat dengannya yang telah menjadi korban sebelumnya. Paetongtarn mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap penipuan yang melibatkan teknologi AI, terutama yang menggunakan pesan suara atau panggilan yang tampak sangat asli.

Perempuan Perancis Kehilangan Rp 13,9 Miliar Akibat Penipuan AI “Brad Pitt”

Selain kasus yang melibatkan Paetongtarn, penipuan serupa juga terjadi di Perancis, di mana seorang perempuan bernama Anne (53) ditipu sebesar Rp 13,9 miliar oleh seseorang yang menyamar sebagai aktor terkenal Brad Pitt. Penipuan ini dimulai pada Februari 2023, saat Anne, yang pada saat itu masih menikah dengan seorang pengusaha kaya, mulai berkomunikasi dengan seseorang yang mengaku sebagai ibu Brad Pitt. Orang tersebut mengklaim bahwa putranya “membutuhkan perempuan seperti Anne.”

Tak lama setelah itu, “Brad Pitt” menghubungi Anne, dan meskipun awalnya curiga, Anne akhirnya percaya bahwa ia sedang berhubungan dengan aktor terkenal tersebut. Penipu yang menyamar sebagai Brad Pitt kemudian mulai meminta uang dengan berbagai alasan, termasuk untuk membayar biaya pengiriman hadiah mewah dan perawatan kanker ginjal. Beberapa foto yang dikirim oleh penipu yang menggunakan AI juga semakin memperkuat klaim mereka, membuat Anne merasa bahwa hubungan itu nyata.

Penyelidikan Dimulai setelah Penipuan Terungkap

Anne, yang kemudian bercerai dengan suaminya dan menerima sejumlah uang, akhirnya mentransfer hampir seluruh uang tersebut kepada penipu. Dalam total, Anne telah mengirimkan Rp 13,9 miliar. Namun, kecurigaan mulai muncul ketika foto-foto yang dikirimkan oleh penipu ternyata tidak dapat ditemukan di internet. Penipu kemudian mencoba mengelabui Anne dengan video laporan berita palsu yang disampaikan oleh pembawa berita berbasis AI, yang mengklaim bahwa “Anne” adalah wanita spesial bagi Brad Pitt.

Kecurigaan Anne semakin berkembang ketika Brad Pitt yang asli muncul di majalah gosip dengan pacar barunya, Ines de Ramon. Setelah beberapa upaya penipu untuk meminta uang lebih banyak, Anne akhirnya menghubungi polisi. Penyidikan sedang dilakukan untuk mengungkap identitas para penipu tersebut.

Dampak Psikologis pada Korban

Anne mengungkapkan rasa putus asa yang mendalam akibat penipuan ini, bahkan ia sempat berusaha mengakhiri hidupnya beberapa kali. Putrinya yang berusia 22 tahun juga mengungkapkan kesedihannya melihat ibunya yang terlalu percaya pada penipu tersebut. “Menyakitkan melihat betapa naifnya ibu saya,” kata putri Anne. Anne kini berharap agar para penipu tersebut dapat ditemukan dan dihukum atas tindakan mereka.

Kedua kasus ini menunjukkan betapa berbahayanya penipuan yang memanfaatkan kecerdasan buatan, yang dapat membuat korban merasa terhubung dengan sosok terkenal atau orang yang mereka percayai. Masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap penipuan yang menggunakan teknologi canggih ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *